Selasa, 21 April 2015

IDENTIFIKASI DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAAN PENDEKATAN GUNUNG ES MATEMATIKA REALISTIK

IDENTIFIKASI DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAAN PENDEKATAN
GUNUNG ES MATEMATIKA REALISTIK
OLEH
SASI MARDIKARINI
NIM 14712251004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
KONSENTRASI PRAKTISI (GURU KELAS)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


Matematika realistik merupakan matematika yang disajikan sebagai suatu proses kegiatan manusia, bukan sebagai produk jadi. Sedangkan Pembelajaran Matematika Realistik merupakan suatu teori belajar matematika yang disesuaikan dengan proses kegiatan manusia. Menurut Ahmad Wachidatul Qohar (2013) Teori PMR pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda pada Tahun 1970 oleh Institut Freudenthal.  PMR merupakan bentuk pengembangan pembelajaran dimana pengembangan teori dimulai dari keadaan nyata siswa, berproses dengan media yang tepat, diskusi, berkolaborasi dan tanya jawab antara guru dan siswa hingga siswa memahami matematika formal yang sesungguhnya.
Matematika realistik digunakan dalam pembelajaran untuk memudahkan penyampaian materi matematika dan aplikasi materi matematika dalam dunia nyata. Realistik Mathematich Education mengembangkan pembelajaran matematika dimulai dari tahap-tahapnya, yaitu tahap matematika konkret, model konkret, model formal, dan matematika formal.
Matematika konkret berisi pengalaman sehari-hari siswa atau pengalaman nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pengalaman siswa membeli jeruk di toko buah 1 kg yang berisi 6 buah. Tahap berikutnya adalah model konkret dimana pengalaman siswa tersebut dibawa ke dalam pembelajaran dan dijadikan model pembelajaran bagi guru. Model pembelajaran diusahakan merupakan sesuatu yang jelas dan nyata bisa dilihat dan berhubungan langsung dengan matematika konkret yang telah diketahui siswa. Contoh model konkret adalah guru membawa 6 jeruk tersebut ke dalam kelas.
Tahap berikutnya adalah model formal, dimana pembelajaran yang tadinya menggunakan model konkret, sedikit demi sedikit diubah menjadi ke dalam bentuk formal. Contoh bentuk model formal disini adalah setelah guru membawa 6 buah jeruk di dalam kelas, lalu meminta 4 siswa maju di depan kelas. Satu siswa berperan sebagai orang yang memiliki 6 buah jeruk, dan 3 siswa lainya bertugas menerima jeruk bagiannya. Siswa diminta membaginya secara adil satu persatu hingga habis dan terbagi rata. Dari kegiatan ini siswa mengetahui bahwa 6 buah jeruk tersebut dapat dibagi rata dengan 3 temanya, masing-masing temanya menerima 2 buah jeruk.
Sedangkan tahap terakhir adalah tahap matematika formal dimana siswa sudah dapat mengetahui bagaimana membagi 6 jeruk kepada 3 temanya. Dari tahap ini siswa sudah dapat menuliskan bahwa 6:3 = 6-2-2-2=0. Setelah itu siswa dapat menyimpulkan bahwa 6 : 3 = 2. Tahap matematika formal disini siswa sudah paham dan mengetahui makna pembagian sebagai pengurangan berulang. Berikut ini disajikan contoh mengenai pengembangan pembelajaran menggunakan gunung es matematika reaslistik.
KELAS/ SEMESTER     = 2/ (I) Satu
TEMA                          = Bermain di Lingkunganku
SUB TEMA                   = 3 (Bermain di Lingkungan Sekolah)
Pembelajaran ke            = Pembelajaran ke 1
Kompetensi Inti            = - Menerima dan Menjalankan ajaran agama 
                                        yang dianutnya.
                                            - Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, 
                                              dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman 
                                              dan guru
   -    Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati 
      (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin   tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan       benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
-    Menyajikan pengetahuan faktuan dengan bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan akal sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar     = Memecahkan masalah nyata secara efektif yang berkaitan 
                                 dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, waktu, 
                                 panjang, berta benda dan uang, selanjutnya memeriksa kebenaran 
                                 jawaban.
INDIKATOR          = - Menentukan gambar yang bersesuaian dengan pembagian yang  
                                   ditentukan.
                                -    Dari menentukan gambar, siswa memahami salah satu sifat-sifat 
                                   pembagian sebagai pengurangan yang berulang.

Berikut ini digambarkan sebuah gunung es pengembangan pembelajaran dengan menggunakan matematika realistik. Gambar ini menjelaskan tahapan dari pembelajaran dengan menggunakan matematika realistik untuk menjelaskan pembagian sebagai pengurangan berulang untuk siswa kelas 2.


Sumber

Ahmad Wachidatul Qohar. 2013. Diunggah tanggal 7 Mei 2013, Diunduh tanggal 21 April 2015 dari https://bangqohar.wordpress.com/2013/05/07/bangsa-belanda-sang-perintis-pembelajaran-matematika-realistik-yang-mendunia/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar