GUNUNG
DAN LEMBAH MATEMATIKA
Sasi Mardikarini
NIM 14712251004
Pendidikan Dasar Konsentrasi Praktisi
Refleksi Kuliah tanggal 18 Maret 2015
Perkuliahan
pada pagi hari ini dimulai dengan menghitung jumlah komentar dalam Blog
powermathematics.blogspot.com milik Prof. Marsigit. Dari perhitungan tersebut
terlihat bahwa sebagian besar siswa belum dapat maksimal dalam melaksanakan
atau menjalankan tugas komentarnya. Terutama saya yang baru mendapatkan sekitar
50 komen saja selama waktu satu bulan berlalu. Begitu juga yang lainya dengan
rata-rata jumlah komen yang sama. Prof. Marsigit memberikan masukan bahwa untuk
dapat memecahkan dalam tahap ini kami masih baru bisa memecahkan batu-batu
keras dan belum dapat menghancurkanya lagi menjadi butiran yang lebih halus
bahkan menjadi pasir. Untuk dapat menjadi pasir, kami harus bekerja keras,
belajar dengan lebih giat lagi, semangat, mau membaca dari berbagai sumber.
Sumber – sumber bacaan bukan hanya berasal dari buku saja, namun juga dapat
lewat blog-blog prof. Marsigit. Selain
itu, untuk memahami ilmu yang kita baca, kita harus benar-benar ikhlas dalam
menjalaninya. Membacanya dalam hati, memaknainya, dan berusaha untuk
menjalankannya dengan sebaik mungkin. Tanpa keikhlasan, mustahil kegiatan yang
kita lakukan dapat terserap dalam diri kita dengan maksimal.
Selanjutnya,
beliauu berbagi kisah dengan kami mengenai pengalaman beliau saat menjadi
pembicara di suatu acara. Dari penjelasan beliau dapat ditangkap bahwa untuk
menjadi seorang guru diperlukan kesiapan yang khusus. Salah satu kesiapan ini
berupa kesiapan materi dalam memahami materi yang ada dan bagaimana
menyampaikannya kepada peserta didik menggunakan cara yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
Sebagai
seorang guru dapat digambarkan dia berada di puncak gunung es, sedangkan
siswa-siswanya berada di lembah gunung es. Sebagai guru yang baik seharusnya
dapat melihat lembah-lembah dari gunungnya. Bagaimana cara melihatnya? Yaitu
dengan mengetahui ciri-ciri dan keadaan lembah gunungnya guru itu sendiri. Mencari
tahu dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik
lembahnya. Misalnya ilmu yang dimiliki guru dalam materi penjumlahan adalah
47+28 = 75. Namun karena guru tersebut tahu bahwa di lembahnya ada siswa-siswa
nya yang masih berada pada tahap operasional konkret menurut tahapan Piaget,
guru tersebut mengajarkanya dengan berbagai media pembelajaran.
Guru
berusaha untuk menyampaikan pembelajaran dengan benda di sekitar siswa,
misalnya penjumlahan dengan lidi, dekak-dekak, atau mainan yang sering
dimainkan oleh siswa. Siswa diminta untuk menemukan penyelesaian dari masalah
yang ada. Guru berusaha untuk merancang pembelajaran dengan lebih aktif, lebih
beraneka ragam, inovasi yang tinggi, sesuai dengan karakteristik lembah-lembah
dari gunungnya.
Dengan
menggunakan berbagai kegiatan yang mengaktifkan siswa, kegiatan yang inovatif,
kegiatan yang menyenangkan siswa, siswa dapat memahami konsep puncak gunung
dari gurunya dengan menggunakan caranya sendiri, cara sesuai dengan tingkat
usia perkembangan siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar