Selasa, 14 April 2015

GUNUNG DAN LEMBAH MATEMATIKA

GUNUNG DAN LEMBAH MATEMATIKA

Sasi Mardikarini
NIM 14712251004
Pendidikan Dasar Konsentrasi Praktisi
Refleksi Kuliah tanggal 18 Maret 2015

Perkuliahan pada pagi hari ini dimulai dengan menghitung jumlah komentar dalam Blog powermathematics.blogspot.com milik Prof. Marsigit. Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa sebagian besar siswa belum dapat maksimal dalam melaksanakan atau menjalankan tugas komentarnya. Terutama saya yang baru mendapatkan sekitar 50 komen saja selama waktu satu bulan berlalu. Begitu juga yang lainya dengan rata-rata jumlah komen yang sama. Prof. Marsigit memberikan masukan bahwa untuk dapat memecahkan dalam tahap ini kami masih baru bisa memecahkan batu-batu keras dan belum dapat menghancurkanya lagi menjadi butiran yang lebih halus bahkan menjadi pasir. Untuk dapat menjadi pasir, kami harus bekerja keras, belajar dengan lebih giat lagi, semangat, mau membaca dari berbagai sumber. Sumber – sumber bacaan bukan hanya berasal dari buku saja, namun juga dapat lewat blog-blog prof. Marsigit.  Selain itu, untuk memahami ilmu yang kita baca, kita harus benar-benar ikhlas dalam menjalaninya. Membacanya dalam hati, memaknainya, dan berusaha untuk menjalankannya dengan sebaik mungkin. Tanpa keikhlasan, mustahil kegiatan yang kita lakukan dapat terserap dalam diri kita dengan maksimal.
Selanjutnya, beliauu berbagi kisah dengan kami mengenai pengalaman beliau saat menjadi pembicara di suatu acara. Dari penjelasan beliau dapat ditangkap bahwa untuk menjadi seorang guru diperlukan kesiapan yang khusus. Salah satu kesiapan ini berupa kesiapan materi dalam memahami materi yang ada dan bagaimana menyampaikannya kepada peserta didik menggunakan cara yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Sebagai seorang guru dapat digambarkan dia berada di puncak gunung es, sedangkan siswa-siswanya berada di lembah gunung es. Sebagai guru yang baik seharusnya dapat melihat lembah-lembah dari gunungnya. Bagaimana cara melihatnya? Yaitu dengan mengetahui ciri-ciri dan keadaan lembah gunungnya guru itu sendiri. Mencari tahu dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik lembahnya. Misalnya ilmu yang dimiliki guru dalam materi penjumlahan adalah 47+28 = 75. Namun karena guru tersebut tahu bahwa di lembahnya ada siswa-siswa nya yang masih berada pada tahap operasional konkret menurut tahapan Piaget, guru tersebut mengajarkanya dengan berbagai media pembelajaran.
Guru berusaha untuk menyampaikan pembelajaran dengan benda di sekitar siswa, misalnya penjumlahan dengan lidi, dekak-dekak, atau mainan yang sering dimainkan oleh siswa. Siswa diminta untuk menemukan penyelesaian dari masalah yang ada. Guru berusaha untuk merancang pembelajaran dengan lebih aktif, lebih beraneka ragam, inovasi yang tinggi, sesuai dengan karakteristik lembah-lembah dari gunungnya.
Dengan menggunakan berbagai kegiatan yang mengaktifkan siswa, kegiatan yang inovatif, kegiatan yang menyenangkan siswa, siswa dapat memahami konsep puncak gunung dari gurunya dengan menggunakan caranya sendiri, cara sesuai dengan tingkat usia perkembangan siswa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar