REFLEKSI KEGIATAN LESSON STUDY YANG
DILAKSANAKAN DI SD NEGERI SODO PADA TANGGAL 23 MEI 2015.
Kegiatan Lesson Study kelas Praktisi dan kelas P2TK
dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Mei 2015 di SD Negeri Sodo, Palian, Gunung
Kidul. Kegiatan Lesson Study dilakukan di kelas IV dengan guru Sri Indah, S,Pd.
dan Wulan Setyaningsih,S.Pd. Mata pelajaran yang diberikan adalah Matematika,
Bahasa Indonesia, dan SBDP dimana tema yang diangkat adalah cita-citaku.
Matematika yang diangkat dalam kegiatan Lesson Study adalah jaring-jaring
kubus, materi bahasa Indonesia mengenai memahami petunjuk atau perintah, dan
SBDP mengenai cara merangkai dan membuat jaring-jaring kubus.
Kegiatan dimulai dengan apersepsi dimana guru
meminta siswa untuk mengambar cita-cita siswa dalam sebuah kertas. Kegiatan ini
adalah kegiatan SBDP. Selanjutnya siswa diberikan LKS mengenai penjelasan dari
apa yang mereka telah gambar. Dari kegiatan itu siswa sudah dapat mengembangkan
pelajaran bahasa Indonesia mengenai cita-citaku. Menurut saya, apersepsi memang
faktor penting dalam poembelajaran, karena dalam apersepsi membuka dan
menghubungkan memori lama siswa, menghubungkan pengalaman siswa dengan tugas
dan materi yang akan diberikan oleh guru. Namun, dalam pelaksanaannya menurut
observer kegiatan aperpespi kemarin terlalu lama. Kegiatan apersepsi memang
sangat penting pada siswa, namun waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan
apersepsi ini tidak terlalu lama sekitar 10-15 menit saja, sedangkan yang
terjadi kemaren lebih dari 20 menit.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan
kelompok dimana siswa diberi media nyata berupa kubus yang di dalamnya terdapat
beberapa hadiah untuk siswa. Refleksi dari observer adalah mengapa yang ada di
dalam kubus tersebut adalah makanan seperti mie instan, bakpia, thiwul,
bolpoin, dan penggaris? Hal ini masih menjadi ganjalan bagi observer. Menurut
observer, sebaiknya apa yang ada di dalam kubus tersebut adalah hal-hal yang
berhubungan dengan materi matematika khususnya bangun kubus seperti tempat
sabun, dan bangun ruang lainnya yang bukan kubus dengan ukuran yang lebih kecil
sehingga dapat digunakan sebagai media lainnya yang mendukung pembelajaran,
baik yang sudah pernah diajarkan, sedang diajarkan, maupun materi selanjutnya
yang akan diajarkan pada pertemuan selanjutnya. Dari LKS ini siswa dapat
membuka, menggunting benda tersebut menjadi potongan benda 2 dimensi dan dapat
disusun oleh siswa menjadi jaring-jaring kubus dalam model yang lain. Dengan
kegiatan berkelompok, siswa bersama teman satu kelompokknya mereka bisa saling
berbagi untuk menemukan berbagai jaring-jaring kubus. Bentuk jaring-jaring
kubus tersebut digambarkan dalam kertas besar yang telah disediakan oleh guru
dan diberi warna, kegiatan ini mendukung kegiatan SBDP khususnya dalam hal
mewarnai, dan menggambar jaring-jaring kubus.
Dari kegiatan tutor sebaya ini, siswa dalam kelompok
terlihat sangat bekerja sama, sangat mendukung untuk saling berbagi informasi
dalam menentukan jaring-jaring kubus. Hasil yang didapatpun sangat beragam,
masing-masing kelompok menemukan berbagai jaring-jaring kubus yang berbeda-beda
dan dipajang di depan kelas serta dipresentasikan di depan kelas. Untuk
menambah informasi siswa mengenai jaring-jaring kubus, siswa diminta untuk
membuat satu jaring-jaring kubus besar bersama dengan teman sekelompoknya,
selanjutnya dengan diskusi dan tutor sebaya siswa membuat jaring-jaring kubus
dan dirangkai menjadi sebuah kubus. Dari kegiatan ini diketahui bahwa dengan
berbagai bentuk jaring-jaring kubus yang berbeda, akan mendapatkan sebuah hasil
yang sama yaitu sebuah kubus dengan sisi, sisi yang panjangnya sama. Kegiatan
ini juga membuat siswa mengetahui apa ciri-ciri jaring-jaring kubus dan
bagaimana saja bentuk jaring-jaring kubus, serta berapa jumlah jaring-jaring
sebuah kubus. Untuk menyatukan materi dengan tema yang ada, maka gambar
cita-cita yang telah dibuat siswa di awal pembelajaran ditempel pada sisi-sisi
kubus yang telah jadi dan dijelaskan di depan kelas.
Kubus ini menceritakan dan menggambarkan berbagai
cita-cita siswa yang beragam dan dari gambar tersebut guru juga dapat mendukung
cita-cita siswa serta memotivasi siswa bagaimana cara mencapai apa yang
diinginkan. Rangkaian kegiatan ini sangat baik dan sangat cocok diterapkan di
negara kita. Dari kegiatan ini, siswa benar-benar mengeksplor pengalaman yang
dia miliki dan digabungkan dengan dukungan media yang diberikan siswa sehingga
siswa dapat mengumpulkan informasi mengenai jaring-jaring kubus sendiri. Model
pembelajaran ini menggambarkan bahwa siswa sebenarnya bisa mengeksplor apa yang
dia miliki, dan guru hanya memotivasi serta memfasilitasi siswa. Tidak harus
guru yang memberikan penjelasan panjang lebar kepada siswa, namun dengan
didukung dan difasilitasi dengan tepat, siswa dapat berkembang dengan
sendirinya. Guru membantu siswa dengan mendekati mereka setiap mereka mengerjakan
tugas dan memancing atau membantu siswa menemukan cara memahami informasi.
Namun, observer melihat guru belum dapat menjangkau semua siswa selama siswa
mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) maupun kegiatan lain. Selain itu, yang
menjadi ganjalan dari observer adalah bahwa anggota kelompok terdiri dari 4
siswa yang beragam gender yaitu 2 laki-laki dan 2 perempuan, namun apakah
anggota kelompok terdiri dari siswa yang pandai dan kurang pandai? Karena
menurut observer, kegiatan tutor sebaya atau kegiatan kolaboratif ini akan
lebih baik jika anggota kelompok terdiri dari anak yang memiliki kepintaran
yang beragam sehingga mereka bisa saling bertukar pikiran untuk mendapatkan
informasi yang baik. Jangan sampai satu kelompok terdiri dari siswa-siswa yang
kurang pandai semua, dan ada kelompok lain yang terdiri dari siswa yang pandai
semua. Hal tersebut jika disimpulkan akan terlihat bahwa siswa yang pandai akan
dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cepat dan siswa yang kurang
pandai akan kesulitan mengumpulkan informasi.
kegiatan sebelum lesson study